SELAMAT DATANG DI WEBSITE IKATAN MAHASISWA KAREF HAMIT AIFAT

Kopatas

Kopatas

Melindungi Eksistensi Orang Asli Papua dengan Pra Launching Data Base Marga Suku Maybrat


Data base marga/fam suku Maybrat, memiliki peran strategis dalam upaya melindungi eksistensi orang asli Papua diatas tanahnya sendiri. Laju dan perubahan pembangunan  di Papua Barat diketahui memberikan pengaruh baik positif maupun negative. Salah satu pengaruh negative adalah hilangnya budaya asli, selain itu dengan system perkawinan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan hilangnya beberapa marga asli.  Kondisi ini umum terjadi bagi suku-suku asli di wilayah Papua,  terlebih khusus  suku-suku di wilayah kepala burung Papua. Maybrat merupakan salah satu suku asli  yang berdomisili di wilayah kepala burung Papua dari sekian banyak suku-suku lainnya  seperti IMMEKO, TEHIT, MOI, dan beberapa suku lainnya.

Semuel Kambuaya, S.Sos
Erosi Marga suku-suku di wilayah Maybrat sedang terjadi, salah satu factor penyebab adalah system perkawinan disamping beberapa factor lainnya. Menindaklanjuti fenomena ini, Semuel Kambuaya, S.Sos (anggota MRP perwakilan wilayah adat Suku Maybrat) merasa perlu untuk melakukan suatu kegiatan terobosan untuk menyusun data base marga suku Maybrat. Kegiatan ini diawali dengan observasi lapangan dan wawancara dengan beberapa tokoh kunci yang tersebar di 4 wilayah besar yaitu Ayamaru, Aitinyo, Aifat dan Mare.  Hasil observasi ini selanjutnya dikemas dalam kegiatan Pra Launching pada 22 November 2018 di  Aula Fakultas Pertanian, Univeristas Papua.

Herman W Tubur, SP. M.Si (Ketua Tim Pelaksana Pra Launching)

Pada kegiatan Pra Launching tersebut masyarakat Maybrat yang terdiri dari mahasiswa, tokoh masyarakat dan intelektual Maybrat turut di undang. Dalam kesempatan tersebut, Herman W Tubur, SP. M.Si., ketua tim pelaksana Pra Launching menjelaskan bahwa kegiatan Pra Launching marga suku Maybrat adalah kegiatan awal untuk memboboti data base marga suku Maybrat. Melalui kegiatan ini diharapkan para peserta Pra Launching dapat memberikan masukan terkait nama-nama marga yang mungkin belum tercover. Lebih lanjut Herman Tubur yang juga dosen pada Fakultas Pertanian Unipa, menegaskan bahwa kegiatan yang dinisiasi oleh senior kita  Semuel Kambuaya, S.Sos., telah melalui rangkaian proses dan tahapan diantaranya : pendekatan melalui wawancara dengan tokoh-tokoh kunci (kepala kampung, tua marga, dll). Dari sisi metode dan ilmiah mungkin perlu disempurnakan, namun tahapan minimal dalam kajian telah dilakukan. Selanjutnya untuk lebih melengkapi informasi dalam data base maka perlu ada kegiatan lanjutan dengan melibatkan tokoh kunci seperti kepala marga, kepala kampung dan pihak-pihak yang benar-benar dapat memberikan informasi akurat demi menyempurnakan hasil kajian ini.

Makarius Air, SE, dan Semuel Kambuaya, S.Sos..saat pemaparan data base Marga Suku Maybrat,
22 November 2018 di Aula Fakultas Pertanian Universitas Papua 








Foto bersama peserta Pra launching dengan narasumber

Dalam pemaparannya, Semuel Kambuaya, S.Sos., menjelaskan berdasarkan data awal yang berhasil dihimpun terdapat kurang lebih 144 marga asli suku Maybrat, sedangkan beberapa marga lain yang bukan marga asli diantaranya adalah Ohe, Gepse, Tumana dan Kawada.  Semuel Kambuaya, melanjutkan bahwa data yang ada adalah data sementara, mungkin beberapa marga belum tercover namun saran dan masukan dari berbagai pihak terutama tokoh-tokoh marga sangat kami harapkan demi melengkapi informasi data base yang telah dihimpun.

Dalam perencanaan proses Launching Final akan dilaksanakan di Susumuk pada bulan Januari 2019. Sebelum pelaksanaan Launching Final tersebut, kami akan berupaya  menyempurnakan data yang ada. Dengan ketersediaan data yang ada, tentunya akan ada program lainnya untuk melengkapi data base marga ini, diantaranya pendirian “Tugu Marga”, dan museum kearifan local suku Maybrat. Semuel Kambuaya menjelaskan Semua yang kami lakukan dalam rangka menjaga eksistensi nilai-nilai budaya Suku Maybrat.  Semuel Kambuaya  turut menghimbau kepada seluruh masyarakat suku Maybrat untuk mendukung proses yang sementara dilakukan, dukungan lainnya diharapkan pula dari pihak pemerintah daerah, terutama pemerintah daerah kabupaten Maybrat (Humas Karef Hamit).

Road Show Pemda Kabupaten Maybrat dalam rangka pembangunan Asrama Mahasiswa Maybrat di Kota Studi Manokwari,


Bupati, Wakil Bupati Maybrat berserta tim melakukan kunjungan ke kota studi Manokwari pada 13 November 2018, dalam rangka penyiapan lahan guna pembangunan asrama mahasiswa Maybrat. Kegiatan diawali dengan pertemuan yan dilakukan di Swiss Bell hotel. Pada kesempatan tersebut Drs. Bernard Sagrim, MM, bupati Maybrat, menegaskan bahwa Pemda Maybrat dalam tahun ini  akan berupaya melakukan penyiapan lahan, dan tahun berikutnya akan dimulai dengan tahapan pembangunan fisik asrama.Drs. Bernad Sagrim, MM., ,menambahkan bahwa  pemda melakukan hal ini dalam rangka peningkatan kapasitas SDM Maybrat. Bupati berharap dengan ketersediaan asrama diharapkan dapat memacu semangat dan prestasi belajar mahasiswa.

Sambutan oleh Drs. Bernard Sagrim, MM., (Bupati Maybrat)   pada kegiatan diskusi dalam rangka
penyiapan untuk pembangunan asrama mahasiswa Maybrat di Manokwari   

Pada kesempatan tersebut, Marthen Kareth, salah satu perwakilan mahasiswa Maybrat menyampaikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten Maybrat yang telah melakukan terobosan dalam rangka pembangunan asrama bagi mahasiswa Maybrat. Marthen menambahkan pula bahwa  asrama adalah fasilitas asrama yang selama ini dinantikan oleh mahasiswa Maybrat. Beberapa kabupaten lain telah memiliki asrama, namun kabupaten Maybrat belum. Dengan program ini diharapkan dapat meningkatkan dan memacu prestasi mahasiswa maybrat baik dalam hal kuantitas maupun kualitas.

Bupati, Wakil Bupati beserta Tim melakukan kunjungan lokasi pembangunan asrama 


Setelah diskusi singkat dengan mahasiswa, Bupati, Wakil Bupati beserta tim bertolak ke lokasi /lahan sebagai tempat yang akan dijadikan tempat pembangunan asrama bertempat di Jalan Manunggal Amban. Drs. Paskalis Kocu, M.Si., pada kesempatan kunjungan ke lokasi, menjelaskan bahwa dalam rangka pembinaan dan peningkatan kapasitas SDM mahasiswa Maybrat maka kedepan selain asrama akan dilengkapi pula dengan sarana pendukung lainnya, yang diharapkan dapat mendukung proses belajar mahasiswa Maybrat di Kota Studi Manokwari.

Foto bersama jajaran Pemda Maybrat (Bupati, Wakil dan Tim) bersama
ketua-ketua sub ikatan Mahasiswa lingkup Maybrat 


Foto bersama jajaran Pemda Maybrat (Bupati, Wakil dan Tim) bersama
Tim Tari Mahasiswa Maybrat 


Foto bersama jajaran Pemda Maybrat (Bupati, Wakil dan Tim)
bersama Mahasiswa Maybrat 


Setelah melakukan kunjungan lokasi, bupati beserta tim kembali ke Swissbel Hotel untuk beristirahat sejenak dan selanjutnya melanjutkan perjalanan kembali ke Sorong. Dalam rencana, Road Show dengan tujuan yang sama akan dilanjutkan  ke kota studi Jayapura.

Ikatan Mahasiswa Karef Hamit Aifat gelar latihan dasar kepemimpinan dan manajemen organisasi


Foto bersama peserta, panitia, pembina dan narasumber 














Kepemimpinan tidak lepas dari kemampuan manajemen  yaitu serangkaian kegiatan (perencanaan dan pembuatan keputusan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi) yang diarahkan pada sumber daya organisasi dan bertujuan untuk mencapai sasaran organisasi dengan cara yang efisien dan efektif.  Untuk menjadi seorang pemimpin dibutuhkan sebuah proses yang panjang.  Salah satu proses yang dapat dilalui adalah pembinaan dalam kegiatan organisasi.  

Aktif dalam berorganisasi adalah proses untuk menambah kapasitas dan kemampuan diri terutama kemampuan  softskill.   Untuk dapat bersaing pada dunia kerja, seseorang tidak hanya dituntut memiliki hardskill (kemampuan sesuai profesi/ bidang ilmu selama dibangku kuliah), namun lebih dari itu softskill  wajib juga dimiliki. Kemampuan softskill seringkali diabaikan, namun pengabaian terhadap kemampuan ini seringkali berdampak buruk pada masa depan seseorang ketika terjun ke dunia kerja.   Inti dari  softskill adalah kepemimpinan dan manajerial, kedua hal ini berkaitan dengan perencanaan dan pembuatan keputusan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi.
Ikatan Mahasiswa Karef Aifat sebagai salah satu representasi ikatan mahasiswa kedaerahaan di Manokwari merasa penting untuk mengambil peran bersama-sama berproses dalam menyiapkan kader pemimpin yang tidak hanya memiliki kemampuan hardskill namun juga softskill.   Salah satu bentuk pembinaan softskill adalah dengan melaksanakan kegiatan latihan dasar kepemimpinan dan manajemen bagi ikatan mahasiswa kedaerahaan. Kegiatan ini dilaksanakan pada 09-10 November 2018, dengan mengangkat tema : Dengan latihan dasar kepemimpinan dan manajemen bagi ikatan mahasiswa kedaerahaan kita ciptakan kader pemimpin berintegritas, cerdas dan berkarakter.
Sambutan Trisep Kambuaya, S.Ik pada pembukaan kegiatan
Kegiatan yang berlangsung di Aula Asrama Putri Sorong dibuka oleh Kepala Suku Aifat, Paulus Asem, S.Sos, dan ditandai dengan penyematan tanda peserta. Peserta berasal dari perwakilan ikatan mahasiswa kedaerahan di lingkungan kampus Univeristas Papua, diantaranya adalah ikatan mahasiswa sorong selatan, ikatan mahasiswa Malamoi, ikatan mahasiswa Tambrauw, Ikatan Mahasiswa Mare, Ikatan Mahasiswa Ayamaru  Raya dan Ikatan Mahasiswa Aitinyo Raya. Pada acara pembukaan, hadir pula Trisep Kambuaya, S.Ik., senior intelektual Maybrat yang selalu memberikan perhatian serius terhadap pembinaan organisasi terutama organiasi ikatan mahasiswa kedaerahan. Dalam sambutannya, Trisep menjelaskan kegiatan latihan dasar kepemimpinan merupakan paket pelatihan yang perlu dilakukan, terutama bagi ikatan mahasiswa kedaerahan. Melalui kegiatan ini Trisep berharap pengetahuan peserta tentang kepemimpinan dan manajerial organisasi semakin bertambah.

Penyematan tanda peserta seminar & pelatihan dasar kepemimpinan dan manajemen
ikatan mahasiswa kedaerahan Kepala Suku Aifat (Paulus Asem, S.Sos) 


Demianus Kosamah (Ketua Panitia Pelaksana), saat memberikan laporan pada acara pembukaan kegiatan 

Demianus Kosamah, selaku ketua panitia pelaksana juga menegaskan bahwa dalam kegiatan pelatihan ini, peserta tidak hanya mendengarkan materi seminar yang dibagikan oleh beberapa narasumber, namun peserta dituntut untuk aktif berdiskusi. Materi seminar berasal dari beberapa narasumber seperti Samuel Kambuaya, S.Sos. (Anggota MRP), Baso Daeng, SP. M.Si ( pembina UKM Unipa), Albert Nakoh, S.Pd. MM (Kesbangpol Papua Barat) dan Herman W Tubur, SP. M.Si (pembina kemahasiswaan/ikatan mahasiswa kedaerahaan). Demianus Kosamah, yang juga mahasiswa semester V pada fakultas pertanian Universitas Papua, menjelaskan juga bahwa dalam rencana beberapa pemateri kunci  juga diundang seperti Bupati Maybrat (Drs. Bernard Sagrim, MM),  Wakil Bupati (Drs. Paskalis Kocu, M.Si), dan beberapa senior di lingkungan masyarakat Aifat- Maybrat seperti Leonardus Kore, S.Hut (senior ikatan mahasiswa Karef Hamit Aifat), dan Maximus Air, SE., MM. Tujuan menghadirkan pembicara diatas adalah untuk sharing pengetahuan terkait pengalaman kepemimpinan dari para pemateri terutama bagaimana sikap dan keputusan  ditengah dinamika social dan masyarakat yang sering mereka hadapi. Pengetahuan dan pengalaman mereka sangat penting, dan menurut kami sangat berharga. Saat ini mereka adalah pemimpin di daerah, kedepan kami adalah kader dan penerus tongkat estafet pembangunan, sharing dari pengalaman mereka bagaimana menjadi  seorang pemimpin dan bagaimana mengambil keputusan-keputusan ditengah dinamika masyarakat yang begitu kompleks berdasarkan apa yang mereka alami, adalah ilmu dan pengalaman penting bagi kami, tegas Demianus Kosamah.
Pada kesempatan tersebut, ketua panitia, juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan Seminar dan Latihan Dasar kepemimpinan dan Manajemen Ikatan Mahasiswa bagi Ikatan Mahasiswa Ke-daerahan selama 2 hari. Demianus Kosamah menjelaskan bahwa keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari dukungan dari beberapa pihak  baik itu donatur yang berasal dari senior dan para narasumber.  Donatur pada kegiatan ini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Maybrat, dalam hal ini bapak Bupati Maybrat, Drs.Bernard Sagrim, MM, bapak wakil Bupati Maybrat (Drs. Paskalis Kocu, M.Si), dan beberapa senior ikatan seperti Bung Leonardus Kore, S.Hut., dan bung Trisep Kambuaya, S.Ik.,  Sepus Fatem, S.Hut., M.Sc., Samuel Kambuaya, S.Sos., Herman  W Tubur, SP. M.Si., Makarius Air, S.E, dan beberapa senior lainnya. 
Dinamika kelompok, memacu keaktifan peserta untuk menanggapi isu dan memberikan solusi
Selain kegiatan dikemas dalam kegiatan seminar, untuk lebih memacu peserta lebih aktif, panitia pelaksan juga mengemas kegiatan dalam bentuk dinamika kelompok. Pada kegiatan dinamika kelompok peserta dibagi dalam beberapa kelompok dan diberikan topic terkait isu / permasalahan social dan bagaimana strategi pemecahan permasalahan tersebut. Dalam kegiatan tersebut peserta begitu antusias dan memberikan gambaran umum, strategi dan solusi dari setiap isu yang diberikan seperti isu bahaya narkoba, kesehatan, kekerasan dalam rumah tangga dan  pemberdayaan masyarakat. Pada akhir setiap sesi, panitia memberikan beberapa soal dalam bentuk quis untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta. 


Pemaparan Materi oleh Bapak Samuel Kambuaya, S.Sos 


Albert Nakoh, S.Pd. MM., narasumber kunci dari Kesbangpol Provinsi Papua Barat

Materi : Perumusan gagasan awal, oleh Bpk Baso Daeng, SP. M.Si (Pembina UKM Universitas Papua)

Materi : Tatakelola Administrasi  oleh Bpk. Herman W Tubur, SP. M.Si 


Peserta Terbaik 1, 2 dan 3


Pada akhir kegiatan, 3 peserta terbaik yang ditentukan berdasarkan kehadiran, nilai quis, dan keaktifan ditetapkan 3 orang peserta yaitu Maria Jitmau, Dolfiance  Way dan Yuleni Atkana. Kepada 3 peserta tersebut diberikan sertifikat penghargaan dan uang pembinaan. Kegiatan latihan dasar kepemimpinan dan manajemen ikatan mahasiswa kedaerahaan ditutup dengan resmi pada 10 November 2018 oleh kepala Suku Aifat, Paulus Asem, S.Sos, yang ditandai dengan pelepasan tanda peserta dan penyerahan sertifikat penghargaan kepada 3 peserta terbaik (Humas Karef Hamit).    

MENEROPONG TIM INISIATOR PENGAKTIFAN IKATAN MAHASISWA MAYBRAT DI KOTA STUDI MANOKWARI

Ketua sub Ikatan Aifat, Mare, Ayamaru, dan Aitinyo saat pengukuhan Tim Inisiator, 28 Oktober 2018
Mahasiswa Maybrat di kota Studi Manokwari mulai melakukan konsolidasi dan pertemuan untuk mengaktifkan kembali ikatan mahasiswa Maybrat. Proses konsolidasi awal diinisiasi langsung  oleh ketua-ketua sub ikatan Karef Hamit Aifat (Antonius Kosamah), ikatan mahasiswa Ayamaru (Nelson Nauw), Ikatan Mahasiswa Mare (Yulianus Hara) dan Ikatan Mahasiswa Aitinyo (Ronald Idie). Keempat ketua sub ikatan tersebut mulai menginisiasi pengaktifan kembali ikatan mahasiswa Maybrat di kota studi Manokwari.
Untuk proses pengaktifan kembali ikatan mahasiswa Maybrat diperlukan proses dan tahapan yang baik dan benar demi kepentingan mahasiswa Maybrat kedepan. Salah satu tahapan yang telah dilakukan adalah dengan menetapkan tim inisiator. Tim inisiator telah dibentuk dan sebagai ketua terpilih adalah Aplius Nauw. Tim inisiator telah dikukuhkan pada minggu, 28 Oktober 2018 bertempat di Aula Asrama Mahasiswa Sorong Selatan. Selanjutnya Tim Inisiator  akan bekerja dan mempersiapkan proses penyelenggaraan musyawarah.
Ketua ikatan mahasiswa Karef Hamit Aifat, Antonius Kosamah, dalam kegiatan pengukuhan tim inisiator, menegaskan bahwa kerja tim Inisiator perlu didukung oleh semua mahasiswa Maybrat, baik mahasiswa Aifat, Ayamaru, Aitinyo dan Mare. Selain dukungan dari mahasiswa, dukungan dari pembina dan senior Maybrat sangat diharapkan untuk mencapai tujuan kerja Tim Inisiator.
Aplius Nauw, selaku ketua Tim Inisiator pada kesempatan tersebut turut menghimbau kepada seluruh mahasiswa Maybrat untuk bersama-sama bahumembahu dan bangun persatuan untuk mendukung proses penyiapan pengaktifan kembali ikatan mahasiswa Maybrat, dimana salah satu tahapan yang akan dilakukan adalah pelaksanaan Musyawarah Umum. Dalam musyawarah tersebut tentu akan dibahas terkait anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ikatan sampai dengan pemilihan badan pengurus ikatan mahasiswa Maybrat.
Tim Inisiator Ikatan Mahasiswa Maybrat  kedepan akan melakukan persiapan dan konsolidasi bersama dengan mahasiswa, senior Maybrat serta membangun komunikasi dengan pemerintah kabupaten Maybrat. Melalui konsolidasi dan komunikasi Mahasiswa Maybrat di Manokwari dengan pemerintah Kabupaten Maybrat diharapkan dapat memberikan nilai positif bagi mahasiswa Maybrat di Manokwari.
Beberapa waktu lalu, tepatnya 24 Oktober 2018, Bupati Maybrat, Drs. Bernard Sagrim, MM., dalam kegiatan temu BEM se-Tanah Papua telah menyempatkan waktu untuk bertemu dengan mahasiswa Maybrat,  salah satu agenda dalam pertemuan  terkait rencana pendirian asrama mahasiswa Maybrat di Manokwari.  Oleh karena itu guna mengawal proses penyiapan asrama maka wadah ikatan mahasiswa Maybrat perlu dibentuk segera (Humas Karef Hamit Aifat).  



Mahasiswa Maybrat saat pengukuhan Tim Inisiator

Serahterima SK Tim Inisiator dari ketua-ketua sub ikatan
kepada ketua Tim Inisiator (Aplius Nauw)

Drs. Bernard Sagrim, MM (Bupati Maybrat) dalam Temu BEM Se-Tanah Papua

Penyampian Materi oleh Drs. Bernard Sagrim, MM pada
Temu BEM se-Tanah Papua ke II di Aula Utama Universitas Papua, Rabu, 24 Oktober 2018  



Dalam perkembangan dinamika Bangsa Indonesia, mahasiswa adalah pelopor perubahan dan penyambung lidah Rakyat. Sejarah bangsa Indonesia  telah mencatat perubahan  sebuah rezim yang dipelopori oleh mahasiswa.   Peran mahasiswa sangat strategis dalam perubahan dan dinamika bangsa yang terus berlangsung. Dalam kaitannya dengan peran mahasiswa tersebut, BEM Unipa Manokwari mengambil inisiatif untuk melakukan kegiatan temu BEM se-Tanah Papua. Melalui Temu BEM se-Tanah Papua  diharapkan dapat melahirkan rekomendasi  dalam rangka peningkatan Kesejahteraan bagi Masyarakat Papua lewat pembangunan Bidang Infrastruktur, Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan di Tanah Papua.
Ketua Panitia Temu Bem se-tanah Papua Ke II. Florentinus Karet

Pada kesempatan tersebut,  Drs. Bernard Sagrim, MM, Bupati Maybrat,  turut hadir dan memberikan materi  dengan topic “Strategi Pembangunan Kabupaten  Era Otonomi Khusus” pada Rabu, 24 Oktober 2018 di Aula Utama Universitas Papua. Materi yang disampaikan mendapat respon  dan antusias  yang tinggi dari perwakilan mahasiswa pengurus BEM se-Tanah Papua. Terkait dengan strategi pembangunan Kabupaten di Era Otonomi Khusus, Drs. Bernard Sagrim, MM, memberikan pemahaman dan sharing pengalaman sebagai  kepala daerah dalam impelementasi otonomi khusus.
Implementasi UU otonomi khusus tidak semudah diucapkan, secara substansi otonomi khusus memiliki  unsur  utama yaitu keberpihakan, pemberdayaan, dan perlindungan terhadap hak-hak dasar orang asil Papua (OAP). Dalam pelaksanaannya menurut Drs. Bernard Sagrim, MM, terdapat kendala substansi dalam impelementasi UU Otsus yaitu : 1. Implementasi kewenangan Otsus, 2. Kepemimpinan (Leadership), 3. Proporsi kebijakan bagi orang asli Papua, 4. Pola perencanaan, 5. Kebijakan penganggaran, 6. Visi dan Misi, 7. Sinergitas komitmen pembangunan oleh para pemangku kepentingan di tanah papua, 8. Kapasitas SDM, dan 9. Tumpang tindih regulasi dalam kaitannya dengan impelementasi UU Otsus.   
Sembilan point diatas merupakan kendala utama terkait impelementasi UU Otsus dan  perlu ditinjau kembali. Masa waktu pemberlakuan UU Otsus kini tengah diambang pintu, namun masih banyak kelemahan dan kekurangan yang harus dibenahi terutama bagaimana merealisasikan dan mengimpelementasikan UU Otsus dalam keberpihakan, pemberdayaan dan perlindungan terhadap orang asli Papua.
Dalam sesi diskusi beberapa mahasiswa turut diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan dan saran. Salah satu saran yang menarik untuk disimak adalah membangun system pendidikan tinggi terintegrasi di tanah papua. Sistem pendidikan tinggi terintegrasi didasarkan pada kondisi sumber daya alam dan kearifan local di tanah Papua. Sistem pendidikan tinggi terintegrasi merupakan konsep yang diharapkan dapat  mengakselerasikan percepatan dan peningkatan kapasitas SDM di tanah Papua.
 Diskusi Singkat Drs. Bernard Sagrim, MM dengan Mahasiswa Maybrat  
Setelah penyampaian materi, Drs. Bernard Sagrim, MM., menyempatkan waktu beberapa menit untuk berdiskusi dengan mahasiswa Maybrat yang menempuh studi di Unipa Manokwari. Topik utama dalam diskusi tersebut terkait dengan rencana pembangunan asrama bagi Mahasiswa Maybrat di Manokwari. Dengan penyediaan fasilitas asrama diharapkan dapat menunjang aktivitas perkuliahaan mahasiswa Maybrat di Manokwari (Humas Karef Hamit Aifat). 



Dies Natalis Ikatan Mahasiswa Karef Hamit Aifat 13 Oktober 2018











REFLEKSI KINERJA MASA LALU, MENEROPONG KINERJA DPR MAYBRAT 5 TAHUN KEDEPAN




Tulisan ini merupakan hasil diskusi mahasiswa Aifat  menyikapi moment pemilihan anggota DPR pada 2019 nanti.  Diskusi yang dibangun terkait kinerja DPR  periode sebelumnya, sejauh mana peran dan fungsi yang telah dilakukan dan dampaknya bagi perubahan masyarakat.  Kinerja DPR Maybrat 5 tahun lalu telah memberikan kesan dan penilaian tersendiri dari rakyat, beberapa diantaranya rakyat  anggap berhasil namun beberapa diantaranya terkesan pasif, bahkan cenderung dianggap tidak mengerti bahkan tidak memahami apa sebenarnya tugas dan fungsi DPR.  Kerja nyata yang diharapkan dari rakyat sebagai konstituen/pemilih masih jauh dari harapan, yang muncul kemudian adalah sikap kekecewaan dari rakyat terhadap calon legislatif yang akan dipilihnya untuk periode selanjutnya.   Berikut ini ulasan singkat dan gambaran umum terkait kinerja DPR Maybrat.

Sejauh mana Peran dan Fungsi DPR Maybrat,  
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah membawa perubahan besar dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.  Daerah diberi hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota yang dapat menghasilkan kebijakan yang selanjutnya   diturunkan dalam bentuk regulasi dan peraturan daerah yang dibahas bersama bupati/walikota untuk mendapat persetujuan bersama yang nantinya diberlakukan kepada rakyat dengan segala ketentuan yang ditetapkan.
 DPRD Kabupaten/Kota mempunyai fungsi: Fungsi legislasi, Fungsi anggaran, dan Fungsi pengawasan. Pada fungsi legislasi, DPRD cukup kuat untuk mendorong berbagai regulasi untuk mendorong kesejahteraan kepada masyarakat di daerahnya. Sebagai anggota DPRD yang merepresentasikan rakyat yang diwakilinya, sudah selayaknya peraturan dan kebijakan harusnya banyak yang lahir dari ide dan gagasan anggota DPRD. Apalagi dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 sekarang yang mengatur tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, badan legislasi sudah menjadi alat kelengkapan DPRD, sudah seharusnya seorang figure DPR dapat memainkan peran dan memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk dapat mengawal aspirasi rakyat menuju suatu perubahan.  
Berkaitan dengan peran dan fungsi DPR diatas, maka kami mencoba untuk memberikan gambaran terkait kinerja DPR disertai beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait  kinerja DPR selama ini.  Gambaran yang diulas berikut ini masih bersifat umum namun dapat memberikan penjelasan lebih banyak tentang kinerja DPR selama ini.
Peran dan fungsi DPRD yang paling mendasar adalah legislasi,  anggaran, dan  pengawasan. Jika dijelaskan satu persatu maka secara umum fungsi legislasi terkait dengan aturan dan regulasi sebagai representasi kebijakan berdasarkan aspirasi dan persoalan rakyat. Maybrat merupakan daerah yang memiliki potensi, jika dipetakan menurut wilayah, Ayamaru, Aitinyo,   Aifat, dan Mare,  tiap daerah tersebut memiliki karakteristik potensi sumberdaya alam yang berbeda-beda. Pemanfaaan sumber daya alam (hutan dan segala kekayaan alam) yang ada selama ini belum dikawal dalam bentuk aturan. Fakta yang ada pengelolaan dan pemanfaatan SDA untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat masih jauh dari harapan.  Pemanfaatan dan pengeolaan SDA merupakan salah satu persoalan dari sekian banyak persoalan yang masih menumpuk. DPR sebelumnya masih belum bekerja maksimal untuk mengawal proses ini. Yang lebih memberikan tendensi buruk bagi kinerja DPR, ternyata beberapa DPR dianggap “super pasif”, dalam arti lain, setelah duduk menjadi wakil rakyat, cenderung diam  dan sangat pasif, bahkan eksklusif. Sikap proaktif dan tanggap terhadap persoalan rakyat sama sekali tidak ditunjukkan dalam bentuk kerja-kerja nyata. Beberapa oknum DPR tersebut telah tergambar dengan jelas dan telah menjadi opini dan berdampak pada penilaian yang buruk.  
Selain fungsi legislasi, DPR juga memiliki peran anggaran. Anggaran dalam hal ini berkaitan dengan alokasi program/proyek sesuai aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Kenyataan dilapangan, pelaksanaan program/proyek cenderung tidak terealisasi sesuai harapan rakyat. Banyak proyek yang tidak jelas peruntukannya untuk apa, dan  dampaknya untuk  rakyat masih jauh dari harapan. Jika melihat tiap sector strategis, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi (pemberdayaan ekonomi kerakyatan) dan beberapa sector lainnya, maka kenyataan  yang diperoleh bahwa  peran gagasan dan fungsi DPR untuk  memberikan solusi terkait dinamika dan persoalan per sector masih jauh dari harapan. Beberapa kenyataan dilapangan, salah satu sector penting yang selama ini tidak menjadi perhatian DPR adalah kurangnya tenaga pengajar yang berkompeten di beberapa kampung. Beberapa sekolah hanya memiliki 1 guru yang harus mengajar dari kelas 1 sampai kelas 6. Pertanyaannya bagaimana DPR menyikapi hal ini?  Masih terkait pendidikan, berapa banyak angka partisipasi pendidikan mulai dari pendidikan dasar dan sampai perguruan tinggi, hal ini belum terproyeksi dengan baik, dan DPR sebagai wakil rakyat belum memiliki kerja nyata untuk menjawab persoalan ini.
Peran dan fungsi lain adalah pengawasan. Pengawasan memberikan dampak yang signifikan terhadap program pembangunan yang telah dilaksanakan dalam satu periode kerja. Pengawasan jangka pendek terkait dengan pelaksanaan pembangunan dalam 1 tahun, jangka menengah dan jangka panjang berkisar antara 5-25  tahun. Pengawasan dan evaluasi pembangunan saling berkaitan. DPR yang bekerja selama ini belum menunjukkan fungsi pengawasan dan evaluasi dengan baik, hal ini dapat dilihat dari belum adanya laporan kinerja terkait pengawasan dan evaluasi kepada public. Laporan pengawasan pengawasan dan evaluasi ini tentunya dapat dijadikan dasar dan acuan untuk memperbaiki dan melanjutkan pelaksanaan pembangunan selanjutnya. Pertanyaannya adalah sejauh ini apakah DPR melakukan fungsi pengawasan itu atau tidak…??? Rakyat silahkan menilai.
     
Bagiamana figure  DPR Maybrat yang didambakan rakyat kedepan ?
Figure DPR yang didambakan rakyat dan dapat membawa perubahan bagi Maybrat dapat dipahami secara sederahana. Beberapa indicator dari hasil diskusi telah terbangun, berikut ini adalah figure DPR harapan rakyat untuk 5 tahun kedepan (2019-2024) :
1.  Memiliki Kompetensi. Ukuran kompetensi dapat dilihat dari pengetahuan dan pemahaman DPR terkait tugas dan fungsinya (legislasi, anggaran, pengawasan)
2.    Integritas. Ukuran integritas  adalah memiliki jejak rekam yang baik, ditunjukkan dengan kerja nyata dan kinerja yang dapat memberkan perubahan kepada rakyat (terutama di daerah pemilihan-DAPIL)
3.       Kritis dan responsive. Kritis berarti memiliki sikap yang dapat menilai sesuatu dan berani mengambil sikap untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Jika ada kepentingan lain yang merugikan rakyat, maka berani dan siap mengambil resiko demi rakyat apapun tantangannya. Responsive yaitu kemampuan dan kepekaan terhadap dinamika social dan pembangunan yang terus mengalami perkembangan dan perubahan paradigm pembangunan baik pada skala daerah, nasional bahkan global.
4.   Mampu memetakan masalah pembangunan dan memberikan solusi kreatif. DPR adalah wakil rakyat. Aspriasi rakyat adalah bagian dari masalah yang harus dipetakan. Aspirasi rakyat dari tiap daerah berbeda, DPR harus memiliki kemampuan memetakan persoalan sesuai karakteristik lingkungan. Selain mampu memetakan, DPR juga harus memiliki kreatifitas untuk memberikan solusi  terhadap persoalan yang dihadapi rakyat.
4 point diatas diatas adalah indicator sederhana bagi figure DPR yang ideal. DPR Maybrat pada periode lama cenderung belum memiliki 4 indikator diatas menurut penilaian rakyat. Pertanyaannya adalah bagaimana dengan figure DPR 5 tahun kedepan ?? semua kembali kepada rakyat. Rakyat yang cerdas tentu akan memilih DPR yang cerdas. Maybrat membutuhan calon anggota DPR yang cerdas, berkompeten, berintegritas dan kreatif untuk memetakan dan memecahkan persoalan sesuai aspirasi rakyat.  

KOALISI MAHASISWA AIFAT UNTUK PERUBAHAN

#Salam Perubahan#
#Rakyat Butuh Perubahan Bukan Janji Manis#
#Rakyat Butuh Pemberi Harapan Pasti, bukan Harapan Palsu#

MENYIKAPI DINAMIKA DI KABUPATEN MAYBRAT, MAHASISWA AIFAT SIAP MEMBUKA RUANG DISKUSI

Demianus Kosamah, Ketua Panitia Seminar dan latihan dasar kepemimpinan ikatan mahasiswa kedaerahan 

Dinamika di Kabupaten Maybrat menyedot perhatian berbagai pihak dari semua kalangan, termasuk mahasiswa Aifat, Maybrat yang menempuh studi di Kabupaten Manokwari. Kabupaten Maybrat adalah salah satu kabupaten yang memiliki potensi, tidak hanya sumber daya alam, namun juga sumber daya manusia yang telah banyak berperan dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan baik skala daerah maupun nasional. Namun prestasi yang dicapai tidak berbanding lurus dengan kondisi pemerintahan yang selama ini berjalan di Maybrat.
Mahasiswa Aifat di Kota Studi Manokwari
Menyikapi kunjungan menteri dalam negeri, Tjahyo Kumolo, SH, yang  akan menyaksikan langsung berjalannya pemerintahan di Kabupaten Maybrat pada Rabu, 03 Oktober 2018, maka Demianus Kosamah, salah satu mahasiswa Aifat yang saat ini menempuh studi di Fakulas Pertanian, Universitas Papua berharap bahwa kehadiran menteri dalam negeri dapat memberikan pengaruh positif terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Maybrat. Seluruh masyarakat Maybrat pada dasarnya menghendaki pemerintahan Maybrat yang saat ini dinahkodai oleh bapak Drs. Bernard Sagrim, MM dan  Drs. Paskalis Kocu, M.Si dapat berjalan dengan baik, tegas Demianus.  Lebih lanjut, Demianus menambahkan, Jika sistem pemerintahan  berjalan dengan baik sudah tentu akan berpengaruh positif dan dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Maybrat.
Demianus menambahkan pula, kunjungan menteri dalam negeri yang dikemas dalam acara adat adalah moment yang harus diapresiasi dan didukung oleh semua pihak. Kami berharap setelah kunjungan menteri dalam negeri berserta tim, setidaknya setelah bapak menteri meninggalkan Kumurkek, kebersamaan dan persatuan masyarakat Maybrat tetap dapat dijaga, terutama pula elit-elit daerah yang saat ini memiliki peran dan fungsi penting dalam menjalankan roda pemerintahan.
Selain itu, Demianus Kosamah, yang saat ini menjabat sebagai ketua panitia pelaksana latihan dasar kepemimpinan dan manajemen ikatan mahasiswa kedaerahan di Manokwari, menegaskan siap memberikan ruang kepada bapak Drs. Bernard Sagrim, MM dan Drs. Paskalis Kocu, M.Si untuk melakukan diskusi bersama dengan mahasiswa Maybrat yang berada di kota studi Manokwari. Diskusi yang akan kami lakukan tentunya sangat berkaitan dengan dinamika yang terjadi di Maybrat, selain itu melalui diskusi yang ada, kami sebagai mahasiswa siap mengawal proses pemerintahan di Maybrat pasca kunjungan menteri dalam negeri. Sikap ini perlu kami lakukan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap nasib dan masa depan Maybrat kedepan. Untuk mendukung proses pemerintahan di Kabupaten Maybrat dibutuhkan dukungan semua pihak, salah satunya adalah mahasiswa. Selain itu perlu ada gerakan sosial yang perlu dikawal oleh kami (mahasiswa-red), tidak hanya di Manokwari, tapi juga seluruh mahasiswa Maybrat di seluruh kota studi baik di dalam Papua ataupun diluar Papua. Oleh karena itu, Demianus Kosamah, juga menhimbau kepada seluruh mahasiswa Maybrat untuk bersama-sama memberikan kontribusi dan masukan positif demi penyelenggaraan pemerintah kabupaten Maybrat yang lebih baik (Humas-Karef Hamit).